Pages

Rabu, 24 Februari 2016

Jaringan Hewan Lengkap ( Materi Biologi XI )



Jaringan Hewan
1.      Jaringan Epitel
 
ΓΌ   Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi :
      1.      Epitel Pipih:
      a.       Epitel Pipih Selapis
                                                               



 
        b.      Epitel pipih berlapis banyak



         2.      Epitel Kubus :
.

        3.      Epitel Silindris :






4.    








  5.Epitel Kelenjar 



 
         2.      Jaringan Ikat
         a.       Jaringan ikat longgar




          b.      Jaringan Ikat Padat





       c.       Jaringan Tulang Rawan (kartilago)














 4. Jaringan Saraf




Sabtu, 20 Februari 2016

Laporan Praktikum Menghitung Frekuensi Pernapasan





LAPORAN KERJA PRAKTIKUM


KELOMPOK 7 XI MIPA 7
      1.      Anna Akhoiru Kholifatul F       (03)
      2.      Ilalang Akar Pertiwi                  (20)
      3.      Larasimantika Elviatur R          (22)
      4.      Toh Jaya Wiweka                      (34)
      5.      Yanuar Firmansyah                   (35)

A.    Judul
Menghitung Frekuensi Pernapasan
B.     Tujuan
Untuk menghitung frekuensi pernapasan dan mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi frekuensi pernapasan.
C.    DasarTeori
Frekuensi pernapasan adalah cepat lambatnya bernapas atau banyaknya oksigen yang dihirup dan kemudian dihembuskan dalam bernapas dalam keadaan apapun. Cepat lambatnya proses pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1.    Jenis Kelamin
Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan oksigen lebih banyak dari pada wanita.
2.   Aktivitas
Tak jauh dari posisi tubuh, aktivitas yang dilakukan seseorang pun dapat mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja, sehingga akan sangat mempengaruhi frekuensi pernapasan seseorang.
D.    Alat dan Bahan
·         Stopwatch
·         Kertas
·         Bolpoint
·         Probandus/manusia
E.     Prosedur
1.      Lakukan kegiatan ringan yaitu duduk, setiap probandus melakukan proses pernapasan sambil duduk selama 1 menit.
2.      Hitung berapa kali napas yang dilakukan saat duduk kemudian hitung selama 3 menit dengan jeda pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
3.      Lakukanlah kegiatan sedang yaitu jogging selama 2 menit.
4.      Hitung berapa kali napas yang dilakukan setelah jogging selesai yaitu hitung selama 3 menit dengan jeda pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
5.      Lakukanlah kegiatan berat yaitu naik turun tangga selama 3 menit.
6.      Hitung berapa kali napas yang dilakukan setelah naik turun tangga selesai yaitu hitung selama 3 menit dengan jeda pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
7.      Catat hasil perhitungan dalam tabel dan lakukan analisis.

F.     Hasil Pengamatan
No.
Nama
Jenis Kelamin
Berat Badan (kg)
Macam Kegiatan
Aktivitas Ringan (Duduk 1 menit)
Aktivitas Sedang (Jogging 2 menit)
Aktivitas Berat (Naik turun tangga 3 menit)
1
2
3
Rt
1
2
3
Rt
1
2
3
Rt
1.
Anna
Pr
48
21
17
17
18,3
59
38
32
43
60
39
33
44
2.
Ilalang
Pr
46
23
23
23
23
32
26
25
27,7
48
47
38
45
3.
Laras
Pr
40
30
26
24
26,7
33
26
22
27
44
39
34
39
4.
TohJaya
Lk
48
16
15
16
15,7
24
20
18
20,7
38
26
21
28,3
5.
Firman
Lk
45
18
14
13
15
23
20
16
19,7
36
23
20
26,3

G.    Analisis
Berdasarkan  data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa setiap probandus mengalami kenaikan frekuensi pernapasan setelah melakukan aktivitas. Frekuensi pernapasan akan semakin meningkat ketika aktivias yang dilakukan semakin berat. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi rata-rata setiap probandus yang semakin meningkat ketika melakukan aktivitas yang semakin berat, seperti probandus Anna dengan frekuesi rata-rata saat duduk adalah 18,3 kemudian menjadi  43 saat melakukan jogging dan berubah menjadi 44 saat selesai naik turun tangga, kemudian pada probandus TohJaya, frekuensi rata-ratanya saat duduk adalah 15,7 kemudian menjadi  20,7 setelah melakukan jogging dan berubah menjadi 28,3 saat selesai naik turun tangga.
Hal ini dikarenakan saat melakukan aktivitas berat maka tubuh akan mebutuhkan lebih banyak energi dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/duduk). Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen yang lebih banyak.
Kemudian pada data dapat dilihat juga frekuensi rata-rata pernapasan setiap probandus berbeda antara satu dengan yang lain hal ini disebabkan karena kondisi fisiologis individu yang berbeda. Hal ini termasuk perbedaan jenis kelamin, dan posisi tubuh.
Seperti pada probandus Firman yang semua frekuensi rata-rata pada aktivitas yang dilakukan lebih rendah  dari probandus Anna dan probandus wanita lainnya. Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa frekuensi pernapasan laki-laki lebih kecil daripada frekuensi perapasan wanita. Hal ini disebakan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru lebih kecil dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
Kemudian posisi tubuh juga mempengaruhi besar kecilnya frekuensi pernapasan setiap probandus. Hal ini dapat dilihat frekuensi rata-rata probandus dari posisi tubuh saat duduk dan berdiri yaitu pada saat jogging dan naik turun tangga yang berbeda.
Seperti pada probandus Ilalang, saat posisi duduk frekuensi rata-ratanya adalah 23 dan berubah menjadi 27,7/45 saat posisi berdiri. Perbedaan ini disebabkan karena pada tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Banyaknya tenaga juga dipengaruhi oleh beratnya badan, semakin berat badan yang disangga maka semakin besar energi yang diperlukan dan  semakin besar juga oksigen yang dibutuhkan tubuh. Sehingga frekuensi pernapasannya juga akan meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari berat badan probandus yang membuktikannya, seperti berat badan probandus Laras sebesar 40 dengan frekuensi rata-rata saat posisi berdiri 27/39 dengan berat badan probandus Anna sebesar 48 dengan frekuensi rata-rata saat posisi berdiri 43/44. Berat badan probandus Anna lebih besar dari berat badan probandus Laras sehingga frekuensi pernapasan Anna lebih besar daripada frekuensi pernapasan Laras saat posisi berdiri.
 Sedangkan pada posisi duduk beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.

H.    Simpulan
1.         Frekuensi pernapasan seseorang berbeda beda meski melakukan aktivitas yang sama.
2.     Aktivitas yang dilakukan seseorang dapat berpengaruh terhadap frekuensi pernapsannya. Semakin berat aktivitas yang dilakukan maka akan semakin besar frekuensi pernapasannya.
3.     Jenis kelamin berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan seseorang. Jenis kelamin laki-laki lebih rendah frekuensi pernapasannya daripada frekuensi pernapasan wanita.
4.     Posisi tubuh seseorang berpengaruh terhadap frekuensi pernapasannya. Pada posisi berdiri frekuensi pernapasaan lebih besar daripada posisi duduk atau santai.