Pages

Sabtu, 04 Februari 2017

Contoh Teks Opini dan Pengertiannya Terlengkap !


Pengertian dan Tahap Penulisan Teks Opini
          Hai sobat, selamat datang di blog gue, semoga kalian bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari blog ini. Ok, kali ini gue mau berbagi ilmu tentang penulisan teks opini.
          Yup, apa yang kalian tahu tentang teks opini ?  Apakah teks opini itu ? Apa yang dibahas dalam teks opini ? Bagaimana struktur dan tahap penulisannya ? Ok, sabar-sabar, jangan kuatir sobat. Ini dia langsung saja kita bahas apa itu teks opini.
          Teks Opini adalah suatu karangan yang membahas secara singkat berbagai masalah yang besifat aktual, dimana dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang mengandung opini dan fakta.
Teks opini ini bisa memuat dukungan penulis terhadap masalah yang terjadi atau sebaliknya, jadi bisa dikatakan pro atau kontra. Teks opini berisi bagian pembuka, isi, dan penutup. Nah berikut ini adalah contoh dari penulisan teks opini :

Contoh Teks Opini :
Ironi Dibalik Tayangan Vlog
Oleh : Larasimantika E.R/20/XIIMIPA9
Fenomena Vlog adalah hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Vlog sudah menjadi  trend baru yang banyak digandrungi oleh para pengguna situs youtube di Internet. Tidak hanya kalangan remaja, Vlog juga dimanfaatkan oleh beberapa internet marketing ataupun youtubers adsense dalam mencapai keuntungan di bisnis mereka. Apakah Vlog  itu? Vlog adalah sebuah singkatan dari video blogging yang berarti  satu situs yang didesain memakai video sebagai media untuk mewakili dari isi situs tersebut. Itu artinya ketika seseorang mempunyai suatu situs di internet layaknya channel di youtube, dalam pengisiannya mereka diharuskan megupload hal yang berbau video. Walaupun Vlog menjadi sangat terkenal dan dicandui oleh banyak orang, hal tersebut tidak lepas dari berbagai macam pro dan kontra. Dalam faktanya, Vlog cenderung lebih banyak mengandung unsur negatif dibandingkan dengan unsur positif. Hal ini didasari pada banyaknya fenomena krisis mental yang terjadi di kalangan remaja akibat adanya Vlog di situs youtube.
Dalam Vlog semua jenis video dapat ditayangkan, termasuk kehidupan sehari-hari orang yang meguploadnya, atau yang lebih dikenal dengan sebutan daily Vlog. Daily Vlog memuat seluruh kegiatan, aktivitas, bahkan isi curhatan hati dari pemilik Vlog. Dari segi psikologis, jelas hal ini akan memberikan cerminan negatif bagi pemilik Vlog Curhatan isi hati seperti masalah yang seharusnya hanya disandarkan pada orang-orang yang dipercaya, kini malah diumbar secara terbuka di muka publik. Apabila hal ini terus terjadi dan melanda seluruh masyarakat, maka bukan hal yang tidak mungkin bahwa masyarakat akan kehilangan kontak interpersonal antara yang satu dengan yang lain. Itu artinya kehidupan bersosial akan menurun bahkan hilang ditelan kebiasaan mereka yang lebih senang berteman dengan dunia maya.
Kondisi mengumbar dalam Vlog dapat menjadi taraf yang lebih berbahaya ketika pengumbar sudah tak lagi memiliki batasan hingga membahas hal yang tabu di area publik. Situasi seperti ini memungkinkan publik merespon dengan berbagai reaksi, hal yang tak bisa dihindari pengumbar sekaligus jarang diantisipasi. Respon publik yang tak siap diantisipasi akan menjadi gangguan dalam kejiwaan pengumbar. Berat bagi seseorang yang tidak bisa menjaga zona personalnya. Jika mereka tidak tahan dan tidak siap akan reaksi publik yang datang, maka jangan heran mereka bisa melakukan hal yang mencelakai diri mereka sendiri seperti halnya bunuh diri.
Tidak hanya berdampak buruk bagi pemilik Vlog, Vlog yang diunggah juga memberikan pengaruh besar bagi para penontonnya. Akibat adanya Vlog terjadi perubahan etika dan moral pada masyarakat khususnya kalangan remaja. Karena diantara banyaknya Vlog terdapat beberapa Vlog yang terkenal namun juga mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Seperti halnya, kehidupan para pemilik Vlog yang diumbar lebih bersifat tabu dan memiliki unsur budaya asing yang negatif. Layaknya pakaian minim, kehidupan malam yang liar, pergaulan remaja yang bebas, dan tutur kata yang kotor. Jelas hal ini akan menjadi langkah bagi para remaja untuk mengikuti gaya hidup yang sama, karena mereka menganggap hal itu adalah hal yang biasa dan sudah menjadi trend di kalangan masyarakat luas.
Dalam kasus ini Vlog dapat menjadi kawan seseorang dan mengobati kesusahan  hatinya namun disamping itu Vlog juga dapat menjadi lawan yang berbahaya pula. Ketelitian, kewaspadaan, dan sikap kritis harus ditanamkan pada setiap pola pikir masyarakat. Semua itu dilakukan demi melindungi dan menangkis semua jenis dampak buruk yang timbul dari tayangan Vlog.


Teks Ulasan Drama Film Pendek Indonesia Masih Subuh



Kelas   : XI MIPA 7
Nama   : 1. Anna Akhoiru KF
2. Ilalang Akar Pertiwi
3. Larasimantika ER
4. Rizmy Dwinia M


Dongeng Palsu di Balik Tanah Surga

No.
Struktur Teks
Isi
1.
Orientasi
   Indonesia Masih Subuh adalah sebuah tontonan yang termasuk dalam kategori short film (film pendek). Film yang diproduseri oleh Fauzan Hazabi ini menawarkan sebuah kisah inspiratif tentang rasa cinta seorang anak penyemir sepatu terhadap tanah air Indonesia.
2.
Tafsiran Isi
Film Indonesia Masih Subuh  diawali dengan kisah kehidupan seorang bocah yang bekerja sebagai tukang semir sepatu. Dia berasal dari strata sosial yang rendah, hal itulah yang membuatnya tidak bersekolah karena tidak adanya biaya. Kehidupan Sang bocah ini memberikan gambaran jelas tentang kehidupan pinggiran kota yang penuh dengan kemiskinan. Rumah yang sederhana serta pakaian yang ala kadarnya menambah bukti nyata tentang kerasnya kehidupan di kota. Namun, dibalik kesusahan dan kekurangan, Si bocah masih menyimpan sebuah harapan yang sangat berharga. Bukan untuk dirinya saja namun untuk negeri dimana tempatnya hidup dan itulah Indonesia. Hal seperti ini yang disuguhkan sutradara pada awal cerita, dimana pada awal sudah dicerminkan nilai moral yang cukup menyentuh.
Sikap nasionalisme yang tinggi diperlihatkan saat kesengajaannya berhenti untuk menghormati bendera Sang Merah Putih di suatu Sekolah Dasar. Dimana meskipun ia tidak bersekolah, ia tidak pernah absen dalam mengikuti upacara bendera. Ia tak pernah kecil hati walaupun ia mengikuti upacara di luar pagar sekolah tersebut. Pada adegan ini sutradara memang jelas ingin membuktikan bahwa film Indonesia Masih Subuh memberikan inspirasi dan rasa cinta tanah air bagi setiap penonton. Nilai kebangsaan juga diperkuat dengan sikap hikmat sang anak saat hormat kepada bendera Sang Merah Putih yang berkibar.
   Saat tengah durasi, sutradara berusaha membawa penonton pada kondisi Indonesia pada zaman sekarang, yaitu banyaknya kasus korupsi dan suap yang diperlihatkan pada dialog tokoh saat Sang anak menyemir sepatu pelanggannya. Ditambah dengan diperlihatkannya Bendera Merah Putih yang sudah usang dan robek menambah bukti nyata lunturnya nilai kebangsaan dan nasionalisme yang ada.
   Namun, ditengah problematika rasa nasionalisme Indonesia, dalam film ini ditampilkan sifat pahlawan yang muncul yaitu pada Sang anak penyemir sepatu. Dimana ia berusaha keras untuk mengembalikan keagungan Sang Merah Putih seperti era Presiden Soekarno. Anak ini digambarkan memiliki sifat tegar dan memiliki sifat nasionalsime tinggi sehingga hal ini memberikan solusi bagi masalah yang digeluti Indonesia sekarang. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk membeli bendera baru dan menggantikan bendera yang telah robek di sekolah yang sering ia lewati itu.        
   Walaupun hidup serba susah dan kekurangan namun itu tidak menghalanginya untuk memperbaiki Bendera Merah Putih yang telah sobek itu. Ia berusaha keras mencari uang, bahkan ia rela membongkar tabungan kecilnya untuk membeli bendera baru.  Rasa rela berkorban sangat diperlihatkan jelas pada adegan ini, apalagi uang tabungan yang diambilnya adalah bekal untuk mendapatkan impian yang selalu ia dambakan yaitu bersekolah.
   Setiap adegan pada film ini selalu disisipi dengan nilai moral. Seperti saat Si bocah berhasil membeli Bendera Merah Putih, dan dengan gembiranya ia memasangkan Sang Merah Putih di tiang bendera sekolah yang sering ia lewati itu. Walaupun sempat terjatuh saat menaiki pagar sekolah yang terkunci, hal itu tidak menghalanginya untuk membawa Bendera Merah Putih untuk ditempatkan kembali di singgasananya. Hal inilah sikap yang selalu didambakan Ibu Pertiwi bagi setiap insan Indonesia yang dituangkan sutradara pada setiap inci adegan.
   Pada akhir cerita penonton diperlihatkan kisah yang sangat tragis dan menyedihkan, dimana keagungan Sang Saka Merah Putih yang sudah berdiri kokoh di singgasananya, seketika hancur dan hilang dilenyapkan oleh darah Indonesia sendiri. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan kejinya mengotori, membakar dan menginjak Sang Saka Merah Putih dengan secangkir kopi, panasnya abu rokok dan kaki-kaki mereka yang kotor. Sungguh sangat terlukanya hati sang anak saat melihat Bendera Merah Putih yang baru dibelinya tergeletak hina ditempat sampah. Bendera yang diperoleh dari pengorbanan jiwa dan raga para pejuang kini berakhir di sebuah tempat nista yang kotor.
3.
Evaluasi
  Sebagian penonton yang menyaksikan film Indonesia Masih Subuh mungkin merasa kurang paham dengan jalan cerita, karena pada awal film tidak diberikan prolog sebagai pengantar awal cerita. Beberapa tokoh utama dan tokoh figuran kurang menjiwai peran dan adegan dalam film ini. Ada juga pemeran yang ekspresinya tidak mendukung keadaan dalam cerita.
  Keindahan film ini tersaji dalam alur yang menarik dengan makna yang tersirat begitu dalam. Tentang besarnya rasa nasionalisme seorang anak yang tak berpendidikan formal, namun raca cintanya terhadap tanah air Indonesia tak terkira.
  Keindahan juga tampak pada latar-latar cantik yang sesuai dengan keadaan yang terjadi dalam film layaknya kejadian sesungguhnya. Sudut kota yang menjadi latar utama film ini terlihat lebih menarik dari yang dapat dibayangkan penonton. Dukungan dari latar film ini dapat menyatu dengan suasana sedih, galau, bimbang, dan ceria.
  Namun, kekurangan terlihat pada pengambilan gambar yang kurang fokus dan tidak tepat sasaran sehingga membuat penonton merasa tidak nyaman. Ada pula pengambilan gambar yang kurang sesuai dengan latar film ini, misalnya pada gambar semut-semut di pohon yang sangat menunjukkan ketidaksesuaian sudut kota yang menjadi latar utama pengambilan gambar pada film ini. Hasil editing film Indonesia Masih Subuh juga masih kasar dan kurang tepat dalam pemotongan adegan dari para pemeran.
4.
Kesimpulan
  Terlepas dari kekurangan tersebut, film pendek yang penuh makna ini dapat menjadi tontonan yang bermutu sekaligus tuntunan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk lebih menghargai dan menghormati negaranya sendiri. Indonesia Masih Subuh merupakan salah satu contoh dongeng palsu yang diceritakan orang-orang bahwa Indonesia adalah tanah surga dengan keindahan dan keanekaragamannya, yang begitu dipuja dan dibangga-banaggakan oleh rakyatnya, ternyata hanyalah isapan jempol semata, karena rakyatnya dangkal akan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Oleh karena itu, film ini diharap mampu menumbuhkan kesadaran setiap orang akan pentingnya rasa cinta, rasa peduli, serta semangat nasionalisme yang tinggi terhadap tanah air Indonesia.

Contoh Biografi Diri Sendiri


Larasimantika Elviatur Rukaikah Sang
Pejuang Mimpi Tanpa Lelah

Larasimantika Elviatur Rukaikah lahir di Pati, Jawa Tengah,16 April 1999 dengan nama kecil Ayas. Sebagai salah satu siswa SMAN 1 Pati, ia telah melakukan berbagai perjuangan dalam meraih  impiannya untuk ikut serta menyumbangkan penghargaan dan trophy kemenangan untuk sekolah tercintanya yaitu SMAN 1 Pati. Laras adalah gadis yang penuh semangat dan kesabaran dalam menghadapi segala hal, termasuk jatuh bangun dalam menghadapi sengitnya perlombaan yang ia ikuti. Ia selalu melakukan introspeksi terhadap kesalahan yang ia lakukan dan mencoba menerapkan inovasi terhadap teori atau pembelajaran untuk diterapkan dan ditunjukan dengan gayanya sendiri. Hal ini dilakukannya saat berbicara dan mempresentasikan suatu materi dalam semua lomba yang pernah diikutinya, seperti halnya dalam perlombaan Da’i Remaja dan Karya Ilmiah Remaja.
Ia mengikuti lombanya yang pertama yaitu Lomba Da’i Remajapada tanggal 10 Maret 2014, tepatnya saat ia duduk di kelas 10. Di awal perjuangan, Laras benar-benar dihadapkan dengan berbagai hambatan yang cukup berat, yaitu ia harus menyingkirkan 18 pesaing dalam sekolahnya sendiri, karena sekolah hanya akan memberikan 5 dari 18 kursi kepercayaan untuk mewakili SMAN 1 Pati dalam perlombaan tersebut.  Laras berusaha mengerjakan, membuat, dan berlatih sekuat tenaga pada materi yang akan disampaikan. Lelah, bingung, dan frustasi adalah hal-hal yang sering menghantuinya saat itu. Disamping fokus berlatih, ia harus membagi waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas yang menumpuk, disisi lain ia juga harus ikut memikirkan ibunya yang sedang sakit saat itu. Saat seleksi sekolah dimulai, rasa gerogi, malu, dan minder tidak pernah lepas dari hatinya saat itu, karena untuk pertama kalinya ia berpidato dan berbicara menggunakan mic setelah sekian lama tak pernah mencobanya sejak kelas 6 SD saat lomba sinopsisnya yang terakhir. Tidak berhenti disitu saja, akibat rasa gerogi yang cukup besar, ditengah penyampaian materi Ia sempat melupakan ayat dan dasar hukum materinya, hingga salah satu temannya harus membisikan materi tersebut. Sedih dan menyesal adalah hal yang benar-benar ia rasakan usai penampilannya saat itu di depan guru agama yang menyeleksinya. Namun Tuhan berkehendak lain, saat di akhir acara, Bapak Barokah selaku juri menyebutkan namanya di posisi terakhir dari 5 calon peserta yang akan dilombakan,sungguh benar-benar keajaiban baginya. Sejak saat itu ia membuat komitmen bahwa ia harus masuk 3 besar nantinya dalam perlombaan, dan sejak saat itu juga ia membuat jadwal bahwa tidak ada hari dan waktu tanpa berlatih dan mencoba menghilangkan rasa geroginya.
Usaha dan perjuangannya dalam lomba Da’i tingkat kabupaten itu akhirnya terhenti tanggal 10 Maret 2014, tepatnya pukul 17.00 WIB. Dari 40 peserta, ia harus menunggu selama 8 jam untuk tampil. Perlombaan yang dimulai pukul 08.00 pagi dari nomor urut 1, sampai tiba gilirannya pukul 16.15 sore dengan nomor urut 32. Walaupun sudah berjuang mati-matian, berdoa kepada Tuhan, serta ikut mengorbankan ulangan dan pelajarannya di sekolah, kehendak Tuhan berkata lain, Laras kalah dalam perlombaan. Bahakan namanya saja tidak masuk dalam 10 besar peserta yang masuk ke final. Patah hati, kecewa, dan sedih karena kalah adalah moment terpahit yang ia rasakan saat itu. Ia merasa malu karena ia tidak dapat menghadiahkan tropy kemenangan pada guru pembimbingnya dan sekolah tercintanya, SMAN 1 Pati.
Pada tanggal 12 Juni 2014, Laras diberi kepercayaan kembali oleh SMAN 1 Pati untuk kembali mengikuti lomba Da’i antar sekolah di Kabupaten Pati. Bersama temannya kategori laki-laki yaitu Satria, mereka berlatih langsung dibawah bimbingan Bapak Barokah. Namun, pada saat itu, ada hal berbeda yang dirasakan Laras yaitu pada kesiapan mental dan materi. Setelah berjuang menguras otak selama seminggu penuh menghadapi Ulangan Tengah Semester 1, tiba-tiba tanpa pemberitahuan jauh sebelumnya, ia dituntunt harus maju ke perlombaan 2 hari setelah itu. Cemas dan bingung selalu menghantuinya, ia benar-benar tidak siap untuk menghadapi perlombaan bahkan Ia juga takut jika akan mengecewakan sekolahnya untuk kedua kalinya dalam perlombaan tersebut.
" Toleransi Antar Umat Beragama" adalah judul dari materi yang akan ia sampaikan dalam perlombaan. Judul ini didapatkan seketika saat ia melihat bagaimana tinglah laku antar tetangganya yang sangat fanatik terhadap suatu agama, sehingga selalu memandang rendah agama atau paham yang berbeda dengannya. Padahal di sekolah sendiri Laras, memiliki sahabat baik yang sangat dekat saat itu, dan sahabatnya itu memiliki keimanan berbeda dengan Laras, dari situlah muncul gagasan dan prinsip bahwa ia harus menyampaikan materi toleransi antar umat, karena ia beranggapan bahwa semua manusia adalah sama dan sesama manusia tidak berhak mengadili satu sama lain, apalagi berkaitan dengan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan karena hal itu adalah kebebasan yang harus dimiliki setiap manusia.
Benar  jelas dugaan Laras, bahwa ia kembali akan dipermalukan di depan umum, serta menanggung malu akibat kekalahan yang diperolehnya. Akibat tidak memiliki kesiapan materi yang matang, pada tanggal 12 Juni 2014 tersebut, ia mengalami hal yang sama saat seleksi sekolah dulu. Ia melupakan hal terpenting dari materi, yaitu ayat dan dasar hukum judul yang ia bawakan, " Toleransi Antar Umat Beragama". Juri dan penonton hening yang antusias awalnya, berubah menjadi keramaian yang mengabaikan. Tertawa, tersenyum karena memandang rendah juga ditunjukan oleh para juri. Sungguh saat itu adalah moment yang lebih pahit dari kekalahan yang sebelumnya. Sakit hati akibat malu, bukan satu-satunya hal yang membuat sedih Laras pasca perlombaan. Betapa kuatnya ia harus menahan air mata saat upacara bendera hari Senin di sekolah, nama ketiga anak pemenang lomba debat agama islam mendapat juara 1 dan maju tingkat provinsi, tidak lupa dibelakangnya mengikuti nama Satria sebagai pemenang juara 3 tingkat kabupaten lomba Da’i laki-laki, jelas keras diumumkan dalam speaker dan disambut tepuk tangan meriah para peserta upacara, padahal 4 anak itulah adalah teman seperjuangan berlatih bersama Laras dan hanya Laras sajalah sendiri yang pulang dengan tangan kosong.
Setelah dua kali berturut-turut kalah dalam perlombaan, Laras berusaha tegar dan tak mau mengingatnya. Sejak kekalahannya di kelas 10, ia berkomitmen bahwa jika ia tidak pernah bisa memenangkan perlombaan, ia harus bisa menyumbangkan prestasi saat ujian nasional dan SNMPTN nanti. Sejak saat itu, ia berusaha belajar dan memperbaiki kesalahan di kelas 10 untuk menjadi lebih baik di kelas 11. Setelah berhasil bangkit dan kembali dalam kesedihan, laras yang duduk di kelas 11 fokus pada pembelajaran. Namun kehendak Tuhan berkata lain, tanpa terduga Laras diminta seorang guru yang benama Ibu Ida untuk mempresentasikan suatu materi dalam lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Kabupaten. Tidak seperti sebelumnya, saat itu Laras sangat bersemangat dan lebih percaya diri dari lomba-lomba sebelumnya. Berbekalakan pengalaman dan mental yang kuat, Laras bersama rekannya Nadia memulai berusaha berlatih untuk perlombaan yang diselanggarakan tanggal 26 Oktober 2015.
Dalam perlombaan itu, Laras benar-benar bekerja keras dari sebelumnya,walaupun kerja keras itu tidak semudah membalikan halaman buku. Laras yang waktu itu baru berangkat kemah 3 hari di Bumi Perkemahan Taman Sardi, Kudus sebagai panitia kemah untuk kelas 10, tiba-tiba diberi pesan bahwa secepatnya ia dan Nadia harus melakukan observasi di Sungai Silugonggo, Juwana untuk bahan presentasi lomba. Bingung dan khawatir sempat menghantuinya saat itu. Sepulang kemah hari minggu 20 Oktober 2015, pukul 16.00 sore, ia bersama Nadia langsung berangkat ke Sungai Silugonggo, Juwana. Didalam perjalanan cobaan benar-benar ingin menyiksanya, karena bukan orang Juwana, jelas Nadia dan Laras tidak tahu tempat sungai itu berada. Waktu semakin petang, dan laras tidak bisa menemukan tempat sungai tersebut. Perasaan takut akan  air sungai yang akan pasang, menambah kisruh hatinya saat itu, karena jika sungai pasang maka sia-sia perjalan jauh mereka.
Setelah susah payah mencari keberadaan sungai, akhirnya ia berhasil melakukan observasi, namun betapa kagetnya Laras ketika guru pembimbingnya memarahi hasil observasi yang telah dilakukan, dengan alasan bahwa, air sungai sudah pasang dan serbuk kelapa yang ditaburkan tidak dapat menyerap minyak dalam sungai karena telah hanyut. Betapa sedih dan takutnya, hati Laras saat itu, karena tidak hanya hasil observasi yang mengecawakan, guru pembimbing juga mengatakan bahwa Laras dan Nadia adalah satu-satunya anak SMAN 1 Pati yang paling buruk dalam perlombaan Karya Ilmiah Remaja ini. Sejak hujatan keras yang diberikan Bu Ida kepada mereka saat itu, Laras benar-benar dendam untuk memenangkan perlombaan. Ia berkomitmen bahwa apaun yang terjadi ia dan Nadia harus menang dan dapat membuktikan pada Bu Ida bahwa mereka bisa melakukan apa yang kakak kelas mereka lakukan untuk mengibarkan bendera SMAN 1 Pati di perlombaan tingkat nasional.
Perlombaan dimulai pukul 09.00 pagi, dengan nomor urut 8 dari 10 peserta, Laras dan Nadia maju dengan tekad yang bulat dan semangat tinggi. Hingga pada akhirnya mereka dapat memenuhi harapan Bu Ida untuk berpresentasi dengan lancar dan dapat menjawab seluruh pertanyaan  dari juri. Tidak berhenti disitu saja, keajaiban Tuhan pun ditunjukan saat nama SMAN 1 Pati diumumkan sebagai juara pertama lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Kabupaten. Betapa gembira dan bangganya Laras saat maju kedepan untuk menerima piala penghargaan dari juri. Saat itu juga terbayar sudah perjuangan Laras selama ini, selain itu ada harapan lain menanti untuk melanjutkan prestasi ke tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat provinsi. Namun di akhir ada sedikit perasaaan kecewa di hati Laras, karena ternyata lomba hanya berakhir di tingkat kabupaten dan tidak akan berlanjut ketingkat selanjutnya, hal ini karena Dinas Pendidikan tidak mempunyai biaya untuk melaksanakannya. Walaupun begitu Laras tetap memakluminya, dan percaya bahwa Tuhan akan menyiapkan rencana lebih indah untuknya di masa yang akan datang.