LAPORAN KERJA PRAKTIKUM
KELOMPOK 7
XI MIPA 7
1. Anna Akhoiru Kholifatul
F (03)
2.
Ilalang Akar Pertiwi (20)
3.
Larasimantika Elviatur
R (22)
4.
Toh Jaya Wiweka (34)
5.
Yanuar Firmansyah (35)
A. Judul
Menghitung
Frekuensi Pernapasan
B. Tujuan
Untuk
menghitung frekuensi pernapasan dan mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi
frekuensi pernapasan.
C. DasarTeori
Frekuensi
pernapasan adalah cepat lambatnya bernapas atau banyaknya oksigen yang dihirup dan
kemudian dihembuskan dalam bernapas dalam keadaan apapun. Cepat lambatnya
proses pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai
berikut:
1. Jenis Kelamin
Pada
umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki memerlukan
oksigen lebih banyak dari pada wanita.
2. Aktivitas
Tak
jauh dari posisi tubuh, aktivitas yang dilakukan seseorang pun dapat mempengaruhi
banyaknya otot yang bekerja, sehingga akan sangat mempengaruhi frekuensi pernapasan
seseorang.
D. Alat dan Bahan
·
Stopwatch
·
Kertas
·
Bolpoint
·
Probandus/manusia
E. Prosedur
1.
Lakukan kegiatan
ringan yaitu duduk, setiap probandus melakukan
proses pernapasan sambil duduk selama 1 menit.
2.
Hitung berapa
kali napas yang dilakukan saat duduk kemudian hitung selama 3 menit dengan jeda
pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
3.
Lakukanlah
kegiatan sedang yaitu jogging selama 2 menit.
4.
Hitung berapa
kali napas yang dilakukan setelah jogging selesai yaitu hitung selama 3 menit
dengan jeda pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
5.
Lakukanlah kegiatan
berat yaitu naik turun tangga selama 3 menit.
6.
Hitung berapa
kali napas yang dilakukan setelah naik turun tangga selesai yaitu hitung selama
3 menit dengan jeda pemberhentian hitung selama 3 sekon setiap 1 menit.
7.
Catat hasil
perhitungan dalam tabel dan lakukan analisis.
F. Hasil Pengamatan
No.
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Berat Badan
(kg)
|
Macam
Kegiatan
|
|||||||||||
Aktivitas
Ringan (Duduk 1 menit)
|
Aktivitas
Sedang (Jogging 2 menit)
|
Aktivitas
Berat (Naik turun tangga 3 menit)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
Rt
|
1
|
2
|
3
|
Rt
|
1
|
2
|
3
|
Rt
|
||||
1.
|
Anna
|
Pr
|
48
|
21
|
17
|
17
|
18,3
|
59
|
38
|
32
|
43
|
60
|
39
|
33
|
44
|
2.
|
Ilalang
|
Pr
|
46
|
23
|
23
|
23
|
23
|
32
|
26
|
25
|
27,7
|
48
|
47
|
38
|
45
|
3.
|
Laras
|
Pr
|
40
|
30
|
26
|
24
|
26,7
|
33
|
26
|
22
|
27
|
44
|
39
|
34
|
39
|
4.
|
TohJaya
|
Lk
|
48
|
16
|
15
|
16
|
15,7
|
24
|
20
|
18
|
20,7
|
38
|
26
|
21
|
28,3
|
5.
|
Firman
|
Lk
|
45
|
18
|
14
|
13
|
15
|
23
|
20
|
16
|
19,7
|
36
|
23
|
20
|
26,3
|
G. Analisis
Berdasarkan
data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa setiap probandus mengalami kenaikan frekuensi pernapasan setelah melakukan aktivitas. Frekuensi pernapasan akan semakin meningkat ketika aktivias yang dilakukan
semakin berat. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi rata-rata setiap probandus
yang semakin meningkat ketika melakukan aktivitas yang semakin berat, seperti
probandus Anna dengan frekuesi rata-rata saat duduk adalah 18,3 kemudian
menjadi 43 saat melakukan jogging dan
berubah menjadi 44 saat selesai naik turun tangga, kemudian pada probandus
TohJaya, frekuensi rata-ratanya saat duduk adalah 15,7 kemudian menjadi 20,7 setelah melakukan jogging dan berubah
menjadi 28,3 saat selesai naik turun tangga.
Hal ini dikarenakan saat melakukan aktivitas berat maka tubuh akan
mebutuhkan lebih banyak energi dibandingkan dengan
orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/duduk).
Tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan lebih banyak
memproduksi zat sisa. Tubuh perlu meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat
menyediakan oksigen yang lebih banyak.
Kemudian pada data dapat dilihat juga frekuensi rata-rata pernapasan setiap
probandus berbeda antara satu dengan yang lain hal ini disebabkan karena
kondisi fisiologis individu yang berbeda. Hal ini termasuk perbedaan jenis
kelamin, dan posisi tubuh.
Seperti pada probandus Firman yang semua frekuensi rata-rata pada aktivitas
yang dilakukan lebih rendah dari probandus
Anna dan probandus wanita lainnya. Berdasarkan data tersebut membuktikan bahwa
frekuensi pernapasan laki-laki lebih kecil daripada frekuensi perapasan wanita.
Hal ini disebakan wanita pada umumnya memiliki volume
paru-paru lebih kecil dari laki-laki
sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
Kemudian posisi tubuh juga mempengaruhi besar kecilnya
frekuensi pernapasan setiap probandus. Hal ini dapat dilihat frekuensi
rata-rata probandus dari posisi tubuh saat duduk dan berdiri yaitu pada saat
jogging dan naik turun tangga yang berbeda.
Seperti pada probandus Ilalang, saat posisi duduk
frekuensi rata-ratanya adalah 23 dan berubah menjadi 27,7/45 saat posisi
berdiri. Perbedaan ini disebabkan karena pada tubuh yang
berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga untuk
menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Banyaknya
tenaga juga dipengaruhi oleh beratnya badan, semakin berat badan yang disangga
maka semakin besar energi yang diperlukan dan
semakin besar juga oksigen yang dibutuhkan tubuh. Sehingga frekuensi
pernapasannya juga akan meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari berat badan probandus yang
membuktikannya, seperti berat badan probandus Laras sebesar 40 dengan frekuensi
rata-rata saat posisi berdiri 27/39 dengan berat badan probandus Anna sebesar
48 dengan frekuensi rata-rata saat posisi berdiri 43/44. Berat badan probandus
Anna lebih besar dari berat badan probandus Laras sehingga frekuensi pernapasan
Anna lebih besar daripada frekuensi pernapasan Laras saat posisi berdiri.
Sedangkan pada
posisi duduk beban berat tubuh disangga oleh sebagian besar bagian tubuh
sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan jumlah energi yang
diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar sehingga frekuensi
pernapasannya juga rendah.
H. Simpulan
1.
Frekuensi pernapasan seseorang
berbeda beda meski melakukan aktivitas yang sama.
2. Aktivitas yang dilakukan seseorang
dapat berpengaruh terhadap frekuensi pernapsannya. Semakin
berat aktivitas yang dilakukan maka akan semakin besar frekuensi pernapasannya.
3. Jenis kelamin berpengaruh
terhadap frekuensi pernapasan seseorang. Jenis kelamin laki-laki lebih rendah
frekuensi pernapasannya daripada frekuensi pernapasan wanita.
4. Posisi tubuh seseorang
berpengaruh terhadap frekuensi pernapasannya. Pada posisi berdiri frekuensi
pernapasaan lebih besar daripada posisi duduk atau santai.
bagus, tapi masih disangsikan apakah probandus melakukan pernapasan dengan kondisi sebenarnya atau ada rekayasanya yah?
BalasHapusUmm, itu data asli dan sebenarnya kok, tidak ada rekayasa, karena observasi dilakukan untuk memenuhi tugas praktikum biologi
HapusSangat membantu
BalasHapusMakasih.
BalasHapusMakasih
BalasHapusMaaf...anak-anak praktik antara duduk santai, joging, dan naik turun tangga kok lebih besar rata2 nya yg joging y
BalasHapus