Pages

Rabu, 28 Juni 2017

Contoh Esai dan Pengertian Terlengkap !




Pengertian dan Tahap Penulisan Esai
        Hai sobat, selamat datang di blog gue, semoga kalian bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari blog ini. Ok, kali ini gue mau berbagi ilmu tentang penulisan esai.
        Yup, apa yang kalian tahu tentang kata esai ? Apakah esai itu ? Apa yang dibahas esai ? Bagaimana struktur dan tahap penulisannya ? Ok, sabar-sabar, jangan kuatir bro. Ini dia langsung saja kita bahas apa itu esai.
        Esai adalah suatu tulisan yang berasal dari sudut pandang pribadi penulis dimana membahas secara sepintas suatu topik, baik itu topik secara ilmiah ataupun semi ilmiah.
        Esai itu bisa dibilang mirip seperti teks opini, sama-sama berisi pandangan pengarang terhadap masalah yang dibahas, namun ingat, esai dengan teks opini itu berbeda. Esai itu lebih ilmiah dan  lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sedangkan teks opini lebih megutamakan pendapat/ opini penulis, bukan analisisnya.
        Esai Secara garis besar tulisan esai terbagi menjadi pendahuluan (pembuka), isi, dan penutup. Berikut ini adalah penjelasan lebih rincinya:
1.    Pendahuluan/pembuka, bagian ini adalah bagian yang menjelaskan pertama kali masalah yang akan dibahas. Bisa dibilang bagian ini membahas pengertian atau garis besar masalah yang akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya.
2.    Isi, bagian ini adalah bagian yang menjelaskan lebih rinci masalah yang diangkat pada pembuka tadi. Pada tahap inilah pandangan dan argumen beserta fakta diuraikan bersama. Sehingga pembaca akan mendapatkan informasi secara jelas terhadap masalah yang dibahas.
3.    Penutup, nah pada bagian ini berisi kesimpulan yang dibuat pengarang. Kesimpulan ini berasal dari paragraf-paragraf sebelumnya yang sudah dibahas dalam tulisan itu.
     
      Nah sobat, sudahkah paham tentang apa itu esai ? Masih bingung ? Jangan bingung ya, ok untuk lebih jelasnya, nih gue kasih contoh salah satu penulisan esai, dengan topik Ancaman Pasar Modern Terhadap Eksistensi Pasar Tradisional.

Contoh Esai :

Kapitalisme Pasar Modern Ancam
Eksistensi Pasar Tradisional

Pasar atau market adalah sebuah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi ekonomi. Pada umumnya pasar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Bagi masyarakat Indonesia, keduanya telah menjadi sarana vital yang wajib dikunjungi dalam pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan sandang, pangan, maupun kebutuhan sehari-harinya. Seiring dengan berkembangnya zaman, kini pertumbuhan hypermarket sebagai pasar modern telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana peningkatan dan kemajuan tersebut memberi dampak yang cukup besar bagi eksistensi pasar tradisional sebagai pasar asli masyarakat Indonesia yang kian terlupakan oleh para konsumennya.
Maraknya pembangunan pasar modern seperti hypermarket adalah salah satu faktor penyebab semakin tersudutnya pasar tradisional di kawasan perkotaan. Adanya kebijakan pemerintah dalam memperkuat penanaman investasi asing adalah pemicu utama munculnya berbagai pasar modern ini. Kemunculan pasar modern di Indonesia berawal dari pusat perbelanjaan modern Sarinah di Jakarta pada tahun 1966, kemudian merambah pada pasar-pasar modern lain yang berlomba untuk naik ke permukaan, seperti Sarinah Jaya, Gelael, dan Hero pada tahun 1973, Hypermarket, Alfa, Super, Goro dan Makro pada tahun 1996, Carrefour dan Continent pada tahun 1997, dan munculnya minimarket secara besar-besaran oleh Alfamart dan Indomaret pada tahun 1998.  Pasar-pasar modern tersebut semakin berkembang pesat tiap tahunnya, tak hanya bergerak maju, pasar-pasar modern ini juga kian menguasai sistem perekonomian jual beli kebutuhan masyarakat Indonesia.
Berbanding terbalik dengan pamor pasar modern yang semakin melejit, kini pasar tradisioal kian terpuruk dan tak seramai pada masanya. Konsumen kini semakin menjauh dan melupakan gemerlapnya pasar tradisional. Berdasarkan survei AC Nielsen pada tahun 2004 didapatkan data bahwa peminat terhadap pasar modern sebesar 31,4% dan pasar tradisional bahkan minus 8,1%. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang dihadapi pasar tradisional sebagai wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi skala menengah kecil.
Minat konsumen merupakan ancaman lain yang mempengaruhi eksistensi pasar tradisional. Perubahan perilaku konsumen yang cenderung demanding menyebabkan mereka beralih ke pasar modern. Pasar-pasar modern dikemas dalam tata ruang yang apik, terang, lapang, dan sejuk. Pengalaman berbelanja tidak lagi disuguhi dengan suasana yang kotor, panas, sumpek, dan becek, membuat ribuan konsumen lebih memilih hypermarket sebagai tujuan belanja mereka, dimana konsumen juga lebih senang menjadi raja yang dimanja.
Semakin menurunnya peminat pada pasar tradisional, menyebabkan keberadaanya juga semakin menghilang. Pedagang kecil yang ada disana, memilih untuk gulung tikar akibat pendapatan yang diperoleh tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Laju ekonomi disana tak seramai dahulu, hanya pedagang yang cukup modal yang masih bertahan. Sebagai contoh data dari APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia) menyatakan bahwa di wilayah Jakarta mengalami penurunan jumlah pedagang pasar tradisional dari 96.000 pedagang menjadi 76000 pedagang pada tahun 2006, serta asosiasi menyebutkan bahwa 400 kios di pasar tradisonal tutup setiap tahunnya.
Melihat ironi kondisi ini, seharusnya diperlukan usaha dan langkah yang strategis serta efektif untuk mengatasinya. Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan terus menekan keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun mendatang. Pasar modern yang notabene dimiliki oleh peritel asing dan konglomerat lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat kecil dan sebelumnya menguasai bisnis ritel di Indonesia.  
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari pedagang pasar agar dapat mempertahankan pelanggan dan keberadaan usahanya.  Para pedagang di pasar tradisional harus mengembangkan strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan pasar modern. Jika tidak, maka mayoritas pasar tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam album kenangan industri ritel di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat.
Peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk membantu meredam masalah ini, diperlukan aturan ketat dan jelas dalam kontribusi pasar modern di Indonesia. Selain itu, perencanaan dan penataan ulang pasar tradisional yang tak sesuai standar kenyamanan konsumen juga perlu diperhatikan dan ditangani dengan serius.
Dengan adanya kerja sama dari segala pihak bukan hal yang tidak mungkin bahwa pasar tradisional akan kembali menjadi tempat utama berkembangnya ekonomi masyarakat Indonesia dalam kegiatan jual beli, dimana akan berdampak juga pada pertumbuhan perekonomian masyarakat kecil menengah yang akan semakin membaik dan berkembang pesat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar