SOAL KASUS HAL
156
1.
Di suatu gedung bioskop, seorang kasir, yang berada di suatu ruang
kantor yang terletak di sebuah pintu masuk, menerima uang dari pelanggan dan
menjalankan sebuah mesin yang digunakan untuk mencetak tiket masuk yang
bernomor urut tercetak. Untuk dapat memasuki gedung bioskop, pelanggan harus
menyerahkan tiket kepada penjaga pintu yang berdiri di dekat pintu masuk
gedung. Penjaga pintu menyobek setengah tiket, menyilahkan pelanggan masuk ke
dalam gedung, dan menyerahkan setengah tiket sisanya kepada pelanggan. Setengah
tiket sisanya dimasukkan ke dalam kotak yang terkunci.
Diminta :
a.
Tunjukkan unsur pengendalian intern yang ada dalam sistem
penerimaan kas tersebut.
b.
Langkah apakah yang harus ditempuh oleh manajer gedung bioskop
tersebut agar pengendalian intern terhadap penerimaan kas tersebut efektif.
c.
Misalkan kasir dan penjaga pintu tersebut memutuskan untuk
melakukan persekongkolan (collusion) untuk mengambil keuntungan dari penerimaan
kas bagi kepentingan diri mereka, tindakan apa yang kira-kira akan mereka
lakukan ?
Jawaban :
a. Dalam kasus ini,
terdapat beberapa unsur pengendalian internal yaitu sebagai berikut :
·
Penetapan Tanggung
Jawab (Establishment of Responsibility)
Di dalam kasus diatas
terdapat penetapan tanggung jawab yang jelas, fungsi penerimaan uang dan
pencetakan tiket menggunakan mesin dilakukan oleh kasir, selain itu fungsi
penyobekan kertas tiket dilakukan oleh penjaga pintu. Hal ini memberikan
benefit kepada pihak bioskop karena pengendalian internal yang dilakukan lebih
efektif karena hanya satu orang yang bertanggung jawab atas masing-masing
tugas/fungsi tersebut.
·
Pemisahan
Tugas (Segregation of Duties)
Di
dalam kasus diatas dapat terlihat bahwa fungsi penerimaan uang/ pencetakan
tiket (kasir) dan penyobek tiket (penjaga pintu) dilakukan oleh orang yang
berbeda. Kami mengasumsikan bahwa pemisahan ini dapat mencegah terjadinya
kecurangan dalam masalah penjualan tiket. Semisal tugas penerimaan uang,
pencetakan tiket, serta penyobekan tiket dilakukan oleh satu orang yang sama, bisa
saja orang tersebut melakukan kecurangan berupa manipulasi data penerimaan.
Orang tersebut bisa saja telah menerima uang dari pelanggan, namun tidak
mencetak tiket, kecurangan tersebut sulit terlihat karena tidak ada bukti
sobekan tiket yang diamasukkan ke tempat yang sudah disediakan bioskop. Atau
bisa saja orang yang diberi tugas tadi, memberikan akses masuk bioskop kepada
banyak pengunjung yang dikenalnya tanpa pembelian tiket yang sesuai. (Misal
pengunjung hanya membeli 2 tiket, namun 5 orang pengunjung bisa masuk ke dalam
bioskop, 3 orang tidak membayar, mereka bisa bebas masuk ke bioskop karena
tidak ada tiket yang disobek sebelum masuk bioskop).
·
Prosedur Dokumentasi (Dokumentation
Procedures)
Di dalam kasus diatas pemberian
nomor tercetak pada tiket masuk
mengandung unsur pengendalian internal prosedur dokumentasi. Pemberian
nomor cetak ini, digunakan akuntan dalam mencatat transaksi dalam pencatatan,
selain itu digunakan sebagai perekam untuk menelusuri sebuah catatan transaksi
dalam sebuah pencatatan.
·
Prosedur Dokumentasi (Dokumentation
Procedures)
Di dalam kasus diatas pemberian
nomor tercetak pada tiket masuk
mengandung unsur pengendalian internal prosedur dokumentasi. Pemberian
nomor cetak ini, digunakan akuntan dalam mencatat transaksi dalam pencatatan,
selain itu digunakan sebagai perekam untuk menelusuri sebuah catatan transaksi
dalam sebuah pencatatan.
·
Pengendalian Fisik
(Phisical Control)
Di dalam kasus diatas perlakuan
terhadap sobekan tiket pelanggan yang dimasukkan kedalam kotak yang terkunci
mengandung unsur pengendalian internal yaitu pengendalian fisik. Kami
mengasumsikan dengan kotak yang terkunci ini, dapat meminimalisir kehilangan
bukti transaksi tiket yang digunakan untuk kepentingan pengecekan transaksi
penjualan tiket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar