Juni 6, 2009
Ini adalah sebuah hari dimana aku mengalami
peristiwa yang tak akan pernah aku lupakan. Ya benar saja, hari ini penuh
dengan hal dan kejadian kejadian yang unik. Dari hal yang paling menyenangkan
sampai hal yang menyedihkan juga ada.
Ini bermula dari Sabtu pagi tadi. Aku mewakili
sekolahku untuk mengikuti sebuah kompetisi. YA ini adalah Kompetisi seni lukis.
Semalaman aku tidak bisa tidur karena menunggunya. Aku sudah menantikan waktu
ini sangat lama. Aku senang, tapi juga sedikit tegang karena ini adalah
kompetisi pertamaku.
Aku berangkat dari sekolah menuju tempat
perlombaan pukul 07.00 pagi. Sebelum berangkat, tidak lupa aku berpamitan
kepada kepala sekolahku dan juga teman-teman kelasku. Semua temanku sangat
berharap kalau aku dapat memenangkan perlombaan, khususnya teman terbaiku “ Sela
“ . Sebelum aku berangkat dia sempat berkata padaku, “ Yas, aku akan mendoakan
kamu agar kamu menang dalam perlombaan itu, semoga berhasil ya “. Aku pun
menjawab, “ terima kasih sel, kau adalah teman terbaik ku “. Setelah berpamitan
dan semua persiapan selesai, aku pun berangkat menuju tempat perlombaan.
Aku sampai ditempat pelombaan pukul 07.30.
Setelah sampai disana, aku langsung mengambil nomor peserta lomba dan pergi
mencari tempat duduk.
Akhirnya jam menunjukan pukul 08.00 dan itu
artinya perlombaan sudah dimulai. Panitia memberikan pesera lomba waktu 3 jam
untuk menggambar. Saat bel dibunyikan aku langsung menggerakan tanganku untuk
menggambar. Aku menggambar dengan sangat serius dan teliti. Aku berusaha
melakukan hal yang terbaik yang bisa aku lakukan. Aku sangat berharap sekali
kalau aku menang dalam pelombaan kali ini. Aku sudah berlatih dengan keras
setiap hari, jadi kalau aku sampai kalah itu adalah hal yang sangat memalukan
bagiku.
Waktu sudah menunjukan pukul 10.45, itu artinya
waktu untuk perlombaan akan segera selesai. Keringatku bercucuran dengan deras
saat itu, pikiranku juga sangat tak karuan, tanganku juga sudah mulai lelah
karena terus mewaranai. Aku sangat bingung dan khawatir kalau aku tidak dapat
menyelesaikan gambarku tepat waktu, “ Oh tuhan bantulah aku yang sedang
kesusahan ini, berikanlah aku keberuntungan-Mu “. Hanya kata - kata itu yang
dapat terucap saat itu.
Dan benar saja dugaanku, gambarku tidak selesai
tepat waktu. Aku sangat bingung, sedih, dan juga sangat frustasi. Mataku sudah
berkaca kaca dan ingin menangis karena gambarku yang tak selesai. Namun
alangkah senangnya hatiku. Terimah kasih Tuhan, ternyata panitia yang mengadakan
lomba masih memberiku belas kasihan. Ya, yang benar saja, panitia itu
memberikan aku waktu tambahan untuk menyelesaikan gambarku.
Setelah selesai dengan semuanya, aku keluar
ruangan dan menunggu hasil dari perlombaan. Selama menunggu aku sangat tegang
dan juga khawatir. Aku sangat pesimis kalau aku dapat memenangkan perlombaan
itu. Karena aku tak yakin gambarku dapat mengalahkan gambar peserta lain yang
menurutku jau lebih baik dan indah.
Akhirnya jam menunjukan pukul 01.00 dan itu
artinya pemenang perlombaan akan segera diumumkan, hatiku sangat khawatir dan
tak karuan rasanya. Keringat deras mengalir membasahi bajuku, Aku sangat tegang
dan khawatir, kepalaku rasanya serasa ingin meledak memikirkan bagaimana hasil
yang kudapatkan. Perutku juga sakit karena tegang saat itu. Tiba-tiba saja, Aku
terkejut, aku mendengar namaku dipanggil pada peringkat juara kedua. Aku sangat
tak percaya mendengar hal itu. Hati yang tadinya galau dan penuh dengan
kepesimisan kini penuh dengan kegembiraan yang tak bisa aku ungkakan dengan
kata-kata apapun.
Aku sangat senang atas peringkat yang kudapatkan,
walau tidak sempurna seperti yang aku harapkan sebelumnya yaitu menjadi
peringkat satu. Aku tetap bangga pada hasilku karena minimal usaha dan kerja keras yang aku lakukan selama
ini tidak sia-sia, Terima kasih Tuhan, atas semua yang kau berikan padaku, Aku
sangat bersyukur padamu. Saat lomba selanjutnya aku akan berusaha dengan keras
dan akan lakukan lebih baik daripada ini.
Setelah pengucapan selamat dan penyerahan piala,
perlombaan pun resmi ditutup itu artinya aku dapat kembali pulang ke rumah. Aku
sangat tidak sabar memberi tahu kabar gembira ini kepada orang tuaku, khusunya
kepada ibuku.
Disepanjang perjalanan pulang, di dalam mobil aku
selalu tersenyum sendiri, aku sangat bahagia,dan itu tak bisa aku lukiskan
dengan apapun.
Sesampainnya di sekolah aku segera berjalan menuju
tempat parkir, aku akan mengambil sepedaku terlebih dahulu sebelum aku kembali
kerumah. Dengan berjalan sambil melompat senang aku menuju tempat parkir. Sesampainya
disana, betapa terkejutnya aku, aku tidak menemukan sepedaku disana. Ya benar,
sepedaku telah hilang, aku sangat bingung, sedih dan juga khawatir. Aku sudah
mencari sepedaku ke semua tempat yang ada di sekolah, tapi tetap sama saja, aku
tidak menemukan sepedaku. Saat itu memang semua orang sudah pulang, karena jam
sekolah juga sudah selesai, lalu bagaimana dengan nasib sepedaku ? kemana
sepedaku ? apakah dicuri ? atau bagaimana ?
Akhirnya aku pulang dengan berjalan kaki, sambil
membawa piala dan menggendong tas, aku menangis di sepanjang jalan. Banyak
orang yang melihat kearahku dengan heran dan juga banyak orang yang bertanya
kepadaku, kenapa aku menangis. Tak ada
satu kata pun yang keluar dari mulutku, Aku tidak memperdulikan mereka sedikitpun.
Hanya menangis dan menangis lagi yang bisa aku lakukan saat itu . Aku hanya
memikirkan satu hal ,
“ dimana sepedaku ? ”
“OH SEPEDA DIMANA KAU ? “
Sesampainya di rumah, aku menangis sangat
kencang, mendengar hal itu, ibuku sangat bingung dan bertanya kenapa aku
menangis . “ Mom, sepedaku hilang “jawabku dengan menangis di dekat pintu ruang
tamu. Mendengar jawabku, ibuku pun membantuku mencari sepedaku yang hilang.
Semua rumah temanku ibuku datangi dan menanyakan apakah ada yang melihat
sepedaku. Namun tetap saja, tak seorang pun yang mengetahuinya.
Akhirnya akupun pasrah kepada sepedaku yang
hilang. Hari dimana aku seharusnya merasakan penuh kebahagian kini penuh dengan
kesedihan. “ Oh Tuhan tolong temukan sepedaku, itu adalah sepeda kesayanganku
“. “ aku mohon…. “ Hatiku sangat galau, dan sedih… Ingin rasanya aku terbang
dan mencari dimana sepedaku berada… Aku sangat benar benar Frustasi.
Di sore hari, aku berangkat lagi ke sekolah,
untuk mengikuti kegiatan pramuka. Biasanya saat pramuka, aku sangat bersemangat
dan sangat senang, tapi kali ini hanya muka yang cemberut yang kupunya.
Melihat hal itu membuat temanku “ Anggun “ bingung.
Dia lalu bertanya, “ hai bro what’s up ? kenapa cemberut begitu ? “ dengan
malas aku menjawab, “ sepedaku hilang “ Mendengar hal itu, Anggun pun juga
kaget. Setelah itu, Dia berusaha menghiburku dan juga menyemagatiku, dia memang
teman yang baik.
Bel istirahat pun berbunyi dan aku diajak Anggun
untuk pergi ke kantin, dengan malas aku pun mengikutinya. Sesampainya di
kantin, betapa terkejutnya aku mmendapati sepedaku ada disana. Dengan cepat aku
menghampri sepedaku. Aku pun bertanya kepada penjaga kantin “ Bu Yath “ , “ I’m
sorry Mrs. Yath , kenapa sepedaku ada disini ? “
“ aku sudah mencarinya kemana mana , aku kira
sepedaku telah hilang“. Bu Yath pun menjawab, “ Tadi aku lihat sepedamu
sendirian di tempat parkir, sepeda lain sudah tidak ada, karena takut sepedamu
nanti hilang aku menaruhnya disini “. Mendengar hal itu aku pun berterima kasih
kepada Bu Yath karena Dia ,sepedaku tidak jadi hilang. Terima kasih Tuhan, kau
kabulkan doaku, sepeda kesayanganku “ Blue “ akhirnya tidak jadi hilang.
Terimakasih juga atas hari yang menyenangkan ini, walaupun tangisan dan
kesedihan sempat menyelimuti senyumku, tapi semuanya telah hilang terobati.
Sekali lagi terima kasih, semoga esok hari akan selalu begini dan akan
bertambah baik lagi …… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar